“Bangsa yang besar ialah bangsa
yang menghargai dan menghormati jasa pahlawannya”. Suatu ungkapan yang sangat
bermakna, yang masuk dan meresap jauh kedalam jiwa rakyat Indonesia. Kata-kata
yang seharusnya bukan hanya menjadi slogan belaka. Akan tetapi, dikaji dan
dipahami agar dapat dipetik manfaatnya. Sepuluh november kini diperingati
sebagai hari pahlawan bagi bangsa Indonesia agar seluruh anak negeri tidak
melupakan jasa-jasa dari pahlawannya. Hari dimana arek-arek surabaya tetap
mempertahankan seluruh kota dari serangan penjajah. Hari yang melambangkan
keberanian dan keseriusan para pejuang kemerdekaan untuk tetap mengibarkan sang
saka merah putih dan mengumandangkan lagu indonesia raya. Hari dibasuhnya tanah
pertiwi oleh keringat dan darah demi teriakan lantang satu kata, merdeka !!!
Hari dimana burung garuda terbang gagah memandang pertarungan jiwa raga dari
para pejuangnya.
Para pahlawan berjuang karena
ingin melihat bangsa indonesia bebas dari belenggu penjajahan. Bebas seutuhnya
dan tetap merdeka hingga akhir zaman. Lalu, apa yang terjadi dengan Bangsa
Indonesia hari ini ? Apa kabarmu wahai Ibu Pertiwi ? Indonesia kini kembali
terjajah. Bukan penjajahan fisik seperti dulu, tetapi dengan penjajahan model
baru yang tidak disadari sepenuhnya oleh seluruh rakyat Indonesia. Ketika
angklung dan reog ponorogo diklaim oleh Malaysia, rakyat Indonesia sepenuhnya
geram. Terbakar amarahnya untuk
mempertahankan apa yang menjadi miliknya. Tersulut api semangatnya untuk
tetap mendapatkan warisan nenek moyangnya. Membara jiwanya untuk tetap
memperjuangkan kebudayaannya. Akan tetapi, ketika sumber daya Alam Indonesia
dikeruk oleh asing, rakyat Indonesia hanya diam saja. Telena akan kata-kata
manis beracun yang dilontarkan oleh mereka. Silau oleh gemerlapan harta yang diberikan
mereka, padahal itu hanyalah sebagian kecil dari apa yang diambil dari bumi
Indonesia.
Hasil mineral Indonesia 95 %
dikuasai oleh asing. Freeport mengeruk 20.000 ton emas dan perak dari tanah
Irian Jaya tiap harinya. Namun, masyarakat yang ada disana rata-rata hidup
dibawah garis kemiskinan dan terjebak dalam kebodohan. Masyarakat disana tidak
menikmati hasil buminya sendiri rakyat Indonesia hanya bisa diam menutup mulut.
Amerika dan Perancis sukses besar menguasai 85 % migas bangsa Indonesia. Gas di Indonesia
dijual dengan harga tinggi padahal di ekspor dengan harga lebih murah. Pihak
asing menguasai 75 % hasil batu bara Indonesia. Dan yang diperoleh rakyat
Indonesia hanyalah jenazah-jenazah kaku para penambang yang mati tertimbun.
Ketika hasil perkebunan Indonesia 65 % dikelola asing, maka yang diperoleh
bangsa Indonesia hanyalah bertambahnya pengangguran dan naiknya harga minyak
goreng. Ketika 80 % pasar tekstil dikuasai asing, maka yang dipakai rakyat
Indonesia hanyalah pakaian-pakaian RB yang entah berasal dari mana. Ketika
Amerika menguasai 80 % pasar farmasi, yang diperoleh rakyat Indonesia hanyalah
berbagai kasus kematian karena tidak mampu membeli obat. Teknologi dan
telekomunikasi dikelola oleh asing dan yang diperoleh Indonesia hanyalah berita-berita
tidak berkualitas, iklan-iklan yang tidak mendidik, bahkan wajah-wajah penguasa
yang jual tampang penuh kemunafikan.
Lalu kita kembali bertanya,
dimanakah rakyat Indonesia saat ini ? Siapakah yang akan menjadi pahlawan yang
membela negeri ini ? Rakyat Indonesia hanya bisa diam seribu bahasa. Para
penguasa hanya bisa bungkam dan menutup mata. Rakyat Indonesia dan penguasanya
menjadi bisu, tuli dan buta. Kapan makna hari Pahlawan akan bisa dipahami
seutuhnya ? Para pahlawan telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdakaan
bangsa lalu mewariskannya pada generasi yang salah. Generasi yang tidak
menghargai jasa dari para pahlawannya.
Saat ini, Sepuluh November akan
tetap diperingati sebagai Hari Pahlawan. Diperingati dengan kembali terjajahnya
Bangsa Indonesia sebab 80 % seluruh aset negara telah dikuasai oleh asing.
Bangsa ini telah mengobarkan banyak pejuang yang memahami makna kemerdakaan
seutuhnya. Lalu menyisakan generasi yang hanya bisa menutup mulut ketika
melihat ibu pertiwi diperkosa oleh asing. Bangsa ini hanya meninggalkan
generasi yang tidak berkualitas dan dengan gampang dilenakan oleh produk-produk
asing.
Kendari, 7 November
S. D. R
Berjuang untuk tetap merdeka !!!
BalasHapustetap berjiwa merdeka untuk terus berjuang...
BalasHapuskita boleh tertindas oleh keadaan namun jiwamu jangan terbelenggu oleh sudut pandang yang sempit